Langsung ke konten utama

Kopi dan Segelas Kehangatan Itu




Dinding langit tak terkunci. Serupa isyarat bagi langkah kami untuk pergi. Hujan merayakan kesedihannya sendiri. Tak terperi. Ada kalanya kita bersembunyi, di denting gelas. Tempat terakhir kita bermuara, tempat akhir kita berjumpa. Kudengar, riuh orang-orang bercengkrama. Tapi aku sepi. Tubuhku gigil sendiri. Hujan di luar sana semakin memburu.

Segelas kehangatan itu tiba, seratus delapan puluh mili air mengepungnya, melebur menjadi satu ramuan istimewa. Teman yang pas, saat hujan menjumpaimu. Ia mengepul, asap putih khasnya mengembun di dinding gelas, lamunanku tiba-tiba terhenti. Pada satu dimensi.  

“Apakah kau percaya tentang cinta?” tanya gelas kepada sang kopi itu
“Bukankah, dia akan ada, saat semuanya terasa saling melengkapi”  tutur sang kopi
“Ada kalanya, melengkapi pun saling tak mengerti”
“Itu bagi kamu, yang menghadapinya dengan tergesa”
“Maksudmu?”
“Dengar degup ini, cinta tak perlu memilih”
“Dia akan tahu kemana harus berlabuh”  keduanya bersamaan
Diam. Langit telah runtuh oleh kata-kata. Pelan. Segelas kehangatan itu, terus berjalan. Beriringan. Di luar sana, hujan terus mengejarku, Menemukan cinta itu.

2012

    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Menulis Puisi Prosais : Ulasan Puisi Syahrizal Sidik

oleh : Jamal D. Rahman* Jejak Cahaya Malam Nuzulul Qur’an               kepada : malam Nuzulul Qur’an /i/ di riak jingga airmata jiwamu, berurai namamu memanjang seperti gemericik hujan yang jatuh kedalam rongga tabah tubuhku yang rubuh. lalu, menghampiri  jemari. memantik di dingin sunyi yang memapah deru paru. /iii/ adalah cahaya sunyi di dingin itu, ketika  kakilangit menjejak langkah di dekap sujudku yang rapat. memahat lekat ayat-ayat suci, terpatri erat mengakar. lindap didegup jantung, darahku kaku. kelu. /iii/ sudah kutahu cerita tentangMu. malam begitu beku, meniris  gerimis. jatuh diatap-atap bumi yang meratap. senyap. /iv/ jauh sebelum itu, bumi seperti rerengkuh angkuh, senjakala tiada. lembayung terpasung dikais dera tiada tara. angin mati, mendesahkan resah di malam itu. /v/ dikedamaian suatu ketika, malaikat turun kebumi, memapar kabar. lauh mahfudz menyala ...

Jurus GOTO Memoles Laporan Keuangan

                                                                                                               Katadata I Andrey Rahman  Usai melepas bisnis e-commerce Tokopedia ke TikTok, GOTO terus melakukan upaya pemangkasan beban usaha untuk mencapai profitabilitas lebih cepat, termasuk pelepasan unit bisnis GoTo Logistics.   GOTO mencatatkan penurunan kerugian bersih signifikan pada kuartal peryama dan kenaikan pendapatan sejalan dengan strategi pertumbuhan pada ekspansi pengguna, pengurangan beban operasional, dan penguatan kemitraan dengan TikTok dan Bank Jago.  Manajemen GOTO akan melakukan perombakan jajaran pengurus pada RUPST/RUPLSB Juni. Analis pasar modal memperkirakan prospek sa...

Mengenal Komunitas Airbrush Indonesia (KAI)

FOTO-FOTO: DOK.SYAHRIZAL SIDIK Anggota Komunitas Airbrush Indonesia (KAI) sedang “beraksi” mengekplorasi cat pada tangki bahan bakar sepeda motor agar menjadi nampak artisitik dan unik pada Minggu, (10/11) di Pelataran Parkir Timur Senayan,  Jakarta Pusat, dalam rangkaian acara Indonesia Motorcycle Fest 2013.         Saling Berbagi Melalui Seni “Kami semua seperti keluarga di sini,” begitulah ujar Pay (37), ketua Komunitas Airbrush Indonesia (KAI), sebuah organisasi yang didirikan atas keinginan dan inisiatif bersama, sekumpulan orang   yang memiliki minat yang sama, yakni; airbrush. Sebuah seni yang terbilang “baru” di Indonesia. Seperti apa ceritanya?      Di tengah cuaca terik ibukota, area parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno Jakarta dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran Indonesia Motorcycle Fest 2013, yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, (9-10/11) itu berhasil menarik animo m...