Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Coffelatte

Bersama udara yang terus ke tenggara Aku melaju, bersama waktu ~1~ Bayanganku berpendar pagi ini. Embun mengerlip bergegas dari tidurnya. Mungkin juga kamu di sana – di mana pun adanya – merasakan hal yang sama. Kota ini, lambat laun membuat kita larut, dalam coffelatte . Segelas kehangatan, bermuara ke setiap ingatan. Coffelatte mengepul, mengudara bersama rasa. Bayanganmu memudar di antara ramuan kopi pagi ini. Coffelatte. Begitu tenang, kuhirup lamat-amat,  lalu pelan mengalir ke lambungku. Pagi yang teramat perih untuk kita lalui hanya dengan sebuah kopi. ~2~ Udara dingin itu terus mengepungku. Ke segenap cuaca yang maha sunyi itu, aku menemukan keterasingan waktu yang tetap setia untuk bertahan. Mungkin, hanya mungkin yang dapat mengatakan itu : tentangmu. Suatu saat yang tepat, aku hanya ingin kita akan bertemu lagi disini, menikmati Coffelatte . Lagi, dan lagi. ~3~ “Kita kehilangan jejak” seraya hujan yang deras itu kepada Coffelatte. “Benarkah?” ...

Jadi Wartawan Harus Siap Mental

Jurnalistik WARNA (Wawasan Remaja MAN 2) berfoto bersama setelah acara Maperca (Masa Perkenalan Calon Anggota) dan PKAB (Penerimaan Kader Anggota Baru) di MAN 2 Kota Bogor, Minggu (2/9)  Halo sobat GS apa kabarnya minggu ini? Semoga baik selalu ya. Kali ini, kita akan mengangkat mengenai jurnalis pelajar, khususnya di Kota Bogor.  Kebebasan pers saat ini, sangatlah dibutuhkan bagi Negara yang menganut iklim demokrasi seperti Indoensia saat ini, kiprah jurnalistik dan media di era keterbukaan seperti sekarang dan pemberitaan media yang semakin berkembang, membawa setiap kalangan, lebih khususnya pelajar bisa lebih cermat dan memahami situasi yang terjadi dan berkembang di masyarakat meliputi berbagai aspek kehidupan. Nah, Sobat GS di Kota Bogor sendiri, banyak sekolah-sekolah baik SMP/MTs maupun SMA/MA yang di sekolahnya sudah memiliki ekstrakurikuler Jurnalistik. Cikal Wisnu Pramudya, misalnya. Siswa SMKN 1 Kota Bogor ini, mengatakan bahwa ...

Beberapa Sajak Dony P. Herwanto

Hikayat Perjalanan : kepada alm. bapak I.                    Bogor aku bayangkan, engkau begitu kesusahan mencari huruf dan angka di telepon genggam yang tak sebanding dengan ukuran jarimu itu. seringkali, engkau meminta ibu untuk mencari huruf-huruf yang entah mengapa harus dibuat tiga berpasang mulai dari angka dua. aku juga bayangkan, engkau begitu sibuk berbagi dengan waktu yang berdetak di kepalamu. sekali satu jam, engkau selalu mengirimkan pesan rindu ke telepon genggamku yang lebih memilih mematikan dirinya sendiri. pernah suatu kali, aku bayangkan, engkau belajar mengganti pesan rindu dengan kalimat-kalimat tanpa khutbah. belajar menangisi rindu kita. mencatat dan menanamnya dalam-dalam di tempat pengajian malam yang selalu engkau ceritakan. pak, aku bayangkan, ada satu hari di mana aku akan mengatakan: aku mencintaimu II.      ...

Dari Negeri Hujan

                                                                                         hikayat hujan   hujan menciptakanku dari sebuah mata yang tak mengenal tangis, puing, juga luka. hujan menjumpai sepatuku mengetuk-ngetuk jejak langkah itu. hujan mengaliri hening, menderas : rebah di atas pucuk cemara (hujan yang cemas, menggigirkan tangannya. yang mendekap pada setiap senyap. berlalu dalam derainya) tiba-tiba hujan menemukan tangisnya sendiri pada isak yang digelar dari nanar matanya. luka, hanya turun menjadi kata. pada sebuah puisi sore ini. dan, hujan itu menjelma sihir para penyair. yang menggetarkan dan menyulapnya —pada hidup dan kesepian   21 mei 2012, rabu saat jarum jam, menunju...