Langsung ke konten utama

Saat Purnama Menguburi Jasad Kami


  :Karawang-Bekasi


matahari terbit dari balik purnama yang tak kumengerti. baru saja, setelah letih senja berdarah. adalah nafas yang menghunjamkan tubuhnya pada tirai-tirai hujan yang kubuka dari tatapan nisan.

airmata telah pupus, pada jejantung tanah yang dulu aku rebah.

disini: tempat dulu aku meniupkan sangkakala saat genderang mulai menabuhkan tambur kegaiban. saat ribuan bayonet memecah tabu tulang-tulangku, rintihan peluru mendesing tanpa alamat. melesat-lesatkan pada langit yang terkaing, lindap dijantung kami: lalu mati.

kami tidak pernah tahu, sejak kapan lahir sebagai pejuang-pejuang yang rela mati untuk tanah air kami, ataupun duka nestapa yang harus kami korbankan. tapi apa? seribu tangis kami tak akan memberi banyak arti bagi bumi pertiwi.

Saat kelu darahku, mendesir: mengalir saat purnama mengantarkanku. kudengar tangisan hujan mengenang kepergian kami.

di darah ini, kutuangkan beribu duka
di darah ini, kualirkan airmata doa.
di darah ini, kuserahkan:

hidup
          mati
                   tanah
     air
kami

dengan beribu cadik yang mengantar kepergian kami,  dengan sampan yang harus kami dayung sendiri bersama rintihan purnama.  mengalir di di sungai-sungai darah, yang perlahan pergi:
menuju keabadian.

Oktober 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Menulis Puisi Prosais : Ulasan Puisi Syahrizal Sidik

oleh : Jamal D. Rahman* Jejak Cahaya Malam Nuzulul Qur’an               kepada : malam Nuzulul Qur’an /i/ di riak jingga airmata jiwamu, berurai namamu memanjang seperti gemericik hujan yang jatuh kedalam rongga tabah tubuhku yang rubuh. lalu, menghampiri  jemari. memantik di dingin sunyi yang memapah deru paru. /iii/ adalah cahaya sunyi di dingin itu, ketika  kakilangit menjejak langkah di dekap sujudku yang rapat. memahat lekat ayat-ayat suci, terpatri erat mengakar. lindap didegup jantung, darahku kaku. kelu. /iii/ sudah kutahu cerita tentangMu. malam begitu beku, meniris  gerimis. jatuh diatap-atap bumi yang meratap. senyap. /iv/ jauh sebelum itu, bumi seperti rerengkuh angkuh, senjakala tiada. lembayung terpasung dikais dera tiada tara. angin mati, mendesahkan resah di malam itu. /v/ dikedamaian suatu ketika, malaikat turun kebumi, memapar kabar. lauh mahfudz menyala ...

Jurus GOTO Memoles Laporan Keuangan

                                                                                                               Katadata I Andrey Rahman  Usai melepas bisnis e-commerce Tokopedia ke TikTok, GOTO terus melakukan upaya pemangkasan beban usaha untuk mencapai profitabilitas lebih cepat, termasuk pelepasan unit bisnis GoTo Logistics.   GOTO mencatatkan penurunan kerugian bersih signifikan pada kuartal peryama dan kenaikan pendapatan sejalan dengan strategi pertumbuhan pada ekspansi pengguna, pengurangan beban operasional, dan penguatan kemitraan dengan TikTok dan Bank Jago.  Manajemen GOTO akan melakukan perombakan jajaran pengurus pada RUPST/RUPLSB Juni. Analis pasar modal memperkirakan prospek sa...

Mengenal Komunitas Airbrush Indonesia (KAI)

FOTO-FOTO: DOK.SYAHRIZAL SIDIK Anggota Komunitas Airbrush Indonesia (KAI) sedang “beraksi” mengekplorasi cat pada tangki bahan bakar sepeda motor agar menjadi nampak artisitik dan unik pada Minggu, (10/11) di Pelataran Parkir Timur Senayan,  Jakarta Pusat, dalam rangkaian acara Indonesia Motorcycle Fest 2013.         Saling Berbagi Melalui Seni “Kami semua seperti keluarga di sini,” begitulah ujar Pay (37), ketua Komunitas Airbrush Indonesia (KAI), sebuah organisasi yang didirikan atas keinginan dan inisiatif bersama, sekumpulan orang   yang memiliki minat yang sama, yakni; airbrush. Sebuah seni yang terbilang “baru” di Indonesia. Seperti apa ceritanya?      Di tengah cuaca terik ibukota, area parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno Jakarta dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran Indonesia Motorcycle Fest 2013, yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, (9-10/11) itu berhasil menarik animo m...