Tanggal 25 Juni 2010 mungkin adalah tanggal
bersejarah yang tidak akan pernah untuk dilupakan.
Matrikulasi
Berawal dari perjumpaan pemberian matrikulasi, Ya.
Mungkin sesuatu yang berbeda dari
sekolah lain. Pagi itu aku duduk-duduk didepan meja panjang sebuah kelas
didepan tiang bendera. Duduk memandang dengan cemas, betapa tidak. Hari ini
adalah hari pertamaku untuk memulai menginjak masa-masa sekolah di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Bogor. Seberkas senyum dipagi itu, pagi yang hening.
Kulihat deretan pelajar SMP dan MTs melakukan hal yang sama sepertiku. Lama ku
duduk sejenak, kulihat satu per satu, disebelahku seorang lelaki sedang membaca
mushaf dengan lirih, lalu dengan sigap ia segera bergegas meninggalkan bangku
panjang itu sambil membawa novelnya ketika bel berbunyi.
Aku tersentak kaget, ternyata seisi kelas sudah
penuh, Waktu itu di ruang Multimedia 2, lalu kulihat ternyata yang sudah
didalam ruangan semuanya adalah akhwat! Aku semakin bingung. Di ruang lobi,
didepan laboratorium computer, disitulah aku mulai berkenalan dengan seorang
teman, wajahnya begitu merah, sambil membawa buku Bahasa Arab terbitan Gontor
dengan jaket hitamnya ia memperkenalkan diri. Ternyata kukenal ia bernama
Mullasadra! Kukenal teman-teman yang lain.ada Angga, Aghis, Remma. Banyak
lainnya yang belum kukenal namanya saat itu. Tak lama kami masuk kelas, aku
duduk dengan seseorang yang pakaiannya berbeda dari yang lainnya. Dengan
bajunya yang khas, bertuliskan Darul Jannah kuketahui bahwa ia adalah Rey. Nama
yang singkat dan unik. Ketika kusapa ia, dengan ramah ia menjabat tanganku.
Kawan satu tempat duduk bersamaku.
Pelajaran yang paling berkesan pagi itu adalah
ketika membuat kelompok (grouping) dan memperkenalkan diri dalam bahasa
Inggris. Seorang perempuan membuatku terkaget-kaget. Dengan suara yang merdu,
dan lafal yang fasih Bahasa Inggris membuat kami sekelas ‘tersihir’. Yang
belakangan ini kuketahui namanya Maudi Ariska. Haha. Matrikulasi menjadi wahana
untuk bersosialisasi dan mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar
dimulai. Waktu 2 minggu lumayan untuk saling berkenalan satu sama-lainnya.
Banyak kukenal teman-temanku. Ada Tri
Rahmawati yang senang membicarakan novel, ada teman-temanku yang tak
bias kusebutkan satu persatu tentang keunikannya.
Masa MOPD
Masa Orientasi Peserta Didik Baru mungkin menjadi
momok yang menakutkan bagi teman-temanku. Senioritas oleh kakak-kakak kelas
menjadi sesuatu yang menakutkan ketika ‘Buku Dosa’ diambil oleh kakak-kakak dari Pengurus Osis tatkala
kesalahan demi kesalahan tertuang di Buku Dosa. Datang pagi tepat pukul 6 pagi
adalah aturan yang baku. Terlambat adalah sesuatu yang paling ditakuti, karena
kalau terlambat diberikan hukuman. Masa-masa
membangun kekompakan, solidaritas, dan masa pengenalan antar peserta didik baru
itu berlangsung tidak lama. Hanya 1 minggu, dihari terakhir adalah sesuatu yang
paling ditunggu-tunggu. Karena hari itu
adalah pengumuman bagi Peserta MOPD terbaik dengan nominasi-nominasi tertentu
yang telah ditentukan oleh Panitia. Dari situ dikenallah RT 1! Yang dikomandoi
oleh Aghis Niansah. Hari terakhir itu ditutup dengan acara saling memaafkan dan
sekaligus penyematan secara resmi oleh Madrasah
bagi kelas X yang baru, yang ditutup manis dengan acara tukar kado. Aku
tertawa ketika kulihat isinya adalah sepasang kaus kaki dan sikat gigi. Haha.
Masa Kegiatan Belajar Mengajar
Semenjak
disahkan secara resmi menjadi Peserta Didik, hari senin adalah upacara untuk
yang pertama kali sebagai bentuk pengesahan bagi datangnya keluarga besar
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor. Dari sinilah estafet perjalanan panjang
itu dimulai,walaupun pasang surut, kelas kami memang banyak reshuffle. Ada yang
pindah sekolah seperti rekanku, Ali Reza. Ada yang pindah ke kelas lain seperti
Dewi, ataupun Damar Agung yang sempat mengisi hari-hari bersama Sepuluh Satu
(SESAT). Yang kemudian akhirnya harus pindah sekolah juga. Namun semua ini
tidak menyurutkan rekan-rekan yang lain untuk belajar lebih giat lagi. Dari
hal-hal yang unik, lucu, membuat kelas selalu tertawa.Rey yang selalu ada
dengan ide gilanya. Ada Aghis yang selalu jahil, tapi buka jahiliyah ya? Haha.
Ataupun Aziz, Einstein kelas kami. Ada Lu’lu yang selalu meneriakkan
ketidakbiasaannya. Ada Iqbal yang selalu muncul dengan misterius yang terobsesi
dengan sepakbola. Ataukah Rema yang bercita-cita menjadi gitaris dunia, satu dua
dengan rekan sebelahnya. Proudly Present : Issaaaal. Hahaha. Lalu ada Asni
dengan kepanikan yang selalu dibawanya tentu sangat kontras dengan kawanku
Santi yang berkata seperlunya saja. Pendiam.Sang Komandan kelas, Siddiq dengan
wibawanya, pun ada Qori kita yang selalu terkenal dengan suaranya yang merdu di
tiap pagi, Mullasadra. Ada Bagus yang selalu asyik dengan earphone dikuping
saat sedang waktu istirahat. Ada juga Alfi dan rekan sejawatnya Lulu, yang
tidakbisa diganggu kalau sedang belajar. Ada Indri, Sayu, Anis, Odong yang
kemana-mana selalu bareng ngobrol dikelas. Ada Aulia dengan teriakan-teriakan
yang takkutahu maksudnya apa.haha Lalu ada juga kelompok Suicide Supersilent
dari kelas kita. Sangkot, Putri, Anisa Rahmawati, Muflidah yang kalau belajar benar-benar
hening. (Haha saking seriusnya kali ya). Ada juga Angga yang selalu mengisi
hari-hari ketika tak ada guru dengan pede yang tingkat tinggi gaya lypsinc ala
Justin Bieber. Hahaha. Ada sekretaris sibuk yang selalu berteriak teriak kalau
sedang tidak ada guru, seksi jarkom semua tugas. Siapa lagi kalo bukan Ica dan
Hannasee endut. Haha yang terobsesi juga dengan Manchester United. Ada Rahmanda
yang dengan lemah-lembut dan syelalu syalalala dalam menyampaiakan yang
berhubungan dengan Kebendaharaan. Meski
terbilang baru, kawan sepuluh satu yang berani disejajarkan dengan julukan Bang
Petra Sihombing. Siapa lagi kalau bukan Ilham Syafaat. Walaupun sempat menimbulkan
kontroversi dan ramai diperbincangkan di grup sesat.
Banyak kejadian unik untuk diceritakan, menarik
untuk dibayangkan. Menyulut emosi ketika melakukannya. Berbagai rintangan yang
dilalui bersama. Remedial bareng, haha. Menghafal rumus eksakta sampai hafalan
dalil menjadi pemandangan yang tidak asing bagi kami. Meski kami sedikit
terbebani dengan jadwal belajar yang full time sampai sore, dengan mata
pelajaran yang berjumlah 20 bidang studi. Dengan indikator pencapaian nilai
yang harus diatas KKM tentu terasa berat, dalam waktu satu minggu kita terus
dipacu untuk belajar dan mempertahankan eksistensi kelas yang konon katanya
kelas khusus. Tapi bagiku itu ada benarnya, karena yang kutahu X.1 adalah
bagian dari orang-orang yang memiliki karakter yang luarbiasa dan saling
melengkapi. Meski kami hampir menangis ketika wali kelas hanya menuntut kepada
kita untuk mendapat nilai tinggi. Melihat hasil Ujian yang turun sempat membuat
kita down, dengan kata yang tak sanggup kita untuk dimengerti. Perih.
Keberhasilan, Awal Perjalanan Panjang
Dari sebuah tekad yang berani kita ikrarkan, nilai
raport bayangan yang selalu menjadi bayangan yang kontradiksi. Dari sini kita
sama-sama berikrar untuk memperbaiki semua kekurangan. Saling berdiskusi, saling
membantu, peduli, kerjasama untuk memberantas kata yang bernama REMEDIAL.
Mendengarnya saja seperti guntur yang menakutkan, aku paling tidak suka
mendengar kata itu terngiang-ngiang ditelingaku. Khususnya bagi rekan-rekan ku
sekelas. Dengan tekad yang kuat dan kemauan keras, akhirnya semakin hari
perbaikan demi perbaikan membuahkan hasil. Remedial mulai berkurang, kalaupun
ada prosentasinya juga kecil. (Alhamdulillah). Banyak nilai-nilai yang sudah
membaik, nilai kecil di raport bayangan menjadi cambuk untuk selalu konsisten
akan prestasi yang tinggi. Akhirnya bermunculanlah, juara-juara kelas kami,
Alfi, Aziz, Maudi, Lulu, Lu’lu dan yang lainnya. Bermunculan pula jagoan kita,
juara Lomba Debat Ekonomi ; Iqbal, Juara
MTQ ; Mullasadra, ataupun Shiddiq yang mencapai tingkat Provinsi pada kegiatan
Passus yang digelutinya. Lalu yang menjadi kado special adalah ketika
penampilan seni musik yang berhasil menjadi yang terbaik di smester
pertama.Yang kemudian di akhir smester 2
kita berhasi meraih 2 kategori terbaik dalam pementasan teater. Setelah
berlelah-lelah menyatukan visi, argument dan persiapan yang matang. Kawanku
yang sudah berani mengejar mimpinya untuk mengikuti pertukaran pelajar (AFS).
Hal ini membuktikan, kita pun adalah kelas yang memiliki keunikan, karakter khas yang tidak dapat diremehkan. Kita pun
berani berbicara banyak tentang torehan-torehan prestasi sebagai bagian dari
Peserta Didik. Yang tidak bisa dinilai hanya berdasarkan indeks nilai yang
berderet. Keberagaman yang dimiliki menjadi satu kekuatan yang penuh arti.
Sebuah
Pesan Kedamaian.
Kepadamu
kawan: yang mewarnai hening pagiku,
Dengan
sebuah ucap yang kita pahami bersama.
Adalah
kiranya waktu, yang tak bisa untuk disembunyikan.
Mengalirlah,
dalam hening yang membawa kita.
Pada
hangatnya mimpi esok pagi
Kepadamu
sahabat: yang menjadi inspirasiku
Kala
pesan kedamaian ini,
Aku
sampaikan,
Malam
yang mengajari kita untuk bermimpi.
Berbicara
dalam kata,
Dalam
seutas makna yang tak bisa diputus.
Sebuah
Pesan Kedamaian.
Yang
mengantarkan,
Menuju
lautan.
Luas
tak berbekas,
Dalam
jejak yang tak bisa kita hapus.
Bogor,
20 Juni 2011
Kutulis untukmu sahabat sepuluh satu.
21: 40 PM
Salamku,
Syahrizal Sidik
Komentar
Posting Komentar