(1)
aku, lupa menisbatkan rindu pada nanar matamu.
mata yang tak mengenal pilu, dengan senyum paling manis,
memuja kita dalam canda.
ceritakan, dan katakan --tentang yang kau ingin--
sepanjang usia yang mempertemukan kita,
dalam kata. disini : dalam sebaris penutup sakral doaku.
sedang, kau menjelma sebuah isyarat,
menjamah begitu tabah, dengan rindu penuh.
(senja ini, waktu menghitung kita dari belakang.
dan kita berlalu, bersama doa yang kita ukir, diatas sajadah cinta).
7 Mei 2012
Syahrizal Sidik
Komentar
Posting Komentar