Langsung ke konten utama

untuk Seseorang yang Aku Sayangi


 Cinta, tahukah sejak kapan engkau diciptakan untukku?
Seperti itulah pertanyaan yang melintas dalam pikiranku, saat bebanku terasa lebih berat saat ku jauh darimu. Saat puisi yang kubuat untuk mu mungkin hanya sebuah sajak yang tak lebih kata yang tiada berarti sama sekali. Aku sedang merenungi hari, semakin lama kau menggenggam butir cintaku. Perlahan –kau sendiri seperti mengikis perlahan benang benang harapan yang aku susun dengan tangan harapanku. Jangan, itu lebih sakit dari yang kubayangkan. Sebab aku meyakini, kau adalah orang yang kusayang.
Aku selalu membayangkan, jika saat yang paling tak kuinginkan itu tiba –semoga tidak.  Saat yang kenyataan paling pahit yang kita hadapi itu ada didepan mata kita sendiri. dan saat itu pula aku tidak akan bisa berkata banyak lagi, jika memnag itu adalah jalan terburuk yang mempertemukan kita.

1 November 2011
Aku ingat tanggal itu tepat menunjukkan 1 11 2011, pada suatu sore di hari Selasa, aku datang menemuimu yang sedang mempersiapkan kado ulang tahun untuk temannya. Selesai itu, aku memintamu untuk menyempatkan waktu berdua, untuk sekadar berbincang. Dan saat itu pula lah aku menyatakan cinta untuknya. Dengan saja yang kutulis semalam dengan penuh perjuangan, setalh sehari sebelumnya mencari frame yang tepat. Aku menyatakan cinta, dengan perasaan yang tak pernah ku tahu dari mana asalnya. Kau menjawabnya tidak terlalu yakin, dan aku memintamu untuk tidak membukanya sebelum tiba dirumah. Lalu kau mengajakku untuk ke rumah temanmu, merayakan hari ulang tahunnya. Dan aku senang saat pertama berjalan denganmu, saat kau bercanda mengoleskan krim kue tart di pipiku. Aku bahagia bisa mengenalmu sedekat ini.
Setelah acara ulang tahun itu, aku mengantarkanmu pulang. Aku ingat, saat itu sudah waktu shalat maghrib, dank au memnitaku untuk Shalat di Mesjid Agung saja, aku menurutinya. Beapa kita diciptaan dengan karakter berbeda, itulah yang aku katakan kepadanya.
Langit memerah, saat maghrib tiba berganti malam. Kudengar sayup sayup adzan riuh rendah dlam kendaraan, dihadapanku hanya bayangan lampu-lampu kendaraan yang menghiasi perjalanan kami menuju Mesjid Agung, sebelum kuantarkan ia menuju Stasiun Kereta Bogor.
Saat tiba di Mesjid Agung, sesekali kuatatap wajahnya. Lalu aku bergegas wudhu dan melaksanakan sholat maghrib. Dunia begitu luruh, saat aku larut dalam bacaan shalat dan sejukanya air wudhu. Seakan semua sirna kepenatan. Kami berdoa dalam barisan shaf yang mengahadapNya.
Selesai shalat, aku bersiap-siap sejenak, dan mengantarkannya menuju stasiun Kereta Bogor. di perjalanan banyak yang kita perbincangan, dengan canda tawa yang menghiasi hangat perbincangan kita. Inilah kali pertama, aku mengantarkannya ke stasiun. Di tepi peron kita selalu bercanda, dan aku melihat orang-orang disekeliling melihat kami berdua. Lalu kau mengatakan akan pergi,sebab kereta telah datang. Dan aku melambaikan isyarat perpisahan.  Hari yang berkesan untukku.


1 Desember 2011
“Happy Anniv.”
Begitu pesan singkatmu, ketika aku membuka handphone ku saat bangun dari tidurku. Aku tersenyum sejenak, lalu kubalas pesan singat itu
“Happy Anniversary 1st month. J
Hari ini adalah Kamis, tepat sore itu aku memintanya untuk bertemu denganku disekolah.
Hari itu aku sedang ada acara pergi ke Puncak, dengan teman-teman kelas XI IPA 4 setelah sebelumnya aku meliput kegiatan Tutor Sebaya di Aula, dan kamu sedang Try Out 1.
Di Puncak memang tidaklah lama, aku menyempatkan shalat Dzuhur di Mesjid Atta‘Awun. Setelah itu rehat sejenak, dan kembali meluncur ke Bogor. Aku tiba di sekolah sekitar jam 15, aku menunggu kamu di ruang lab, setelah kucari dikelasmu yang ternyata tak ada. Ternyata kamu sedang menembalikan buku milik temanmu, Dara. Sebetulnya, hari itu aku ingin memberikanmu suatu kejutan. Namun, kamu pulang duluan.
Tiba esok harinya, Jumat 2 Desember 2011 sepulang sekolah aku memberikan sesuatu, setangkai bunga. Aku menunggumu di Ruang Perpustakaan, dan kamu sedang latihan menari untuk persiapan Ujian Praktik  Seni Budaya. Setelah lama menunggu, aku memintamu menemuiku sejenak, tapi kamu pergi karena ada ujian PKN. Saat itu ada Reza kawanku di OSMANDA 21, kita berbicara banyak tentang Kompra yang sedang akan dilaksanakan. Akhirnya, kau pun menemuiku.  Lalu aku pun memberikan setangkai bunga itu untuk kamu, ada Syifa, dan Reza yang melihat saat aku emberikan untukmu.

1 Januari 2012  
Pagi ini, langit terlihat mendung, setelah itu hujan mengawali awal tahun  baru yang dirasa begitu istimewa untuk mencurahkan harapan dan resolusi. Jalanan terlihat lengang, aku melihat dari balik jendela kaca yang mengembun, perlahan berkabut.
Saat itu aku sedang di Rumah Sawah, setelah malam dihabiskan untuk kemeriahan acara Tahun Baru, tapi tidak, dengarlah dulu ceritaku. Pagi itu aku duduk diteras sejenak, sambil menghayati sunyi senyap pagi yang kulalui dengan gerimis yang perlahan mengikis.
Aku mersakan pagi ini amat berbeda, mungkin dapat dikatakan ini adalah hari yang membuatku galau. Saat pertama kali merasakan kerisauan yang ternyata mengoyak emosi jiwa. Aku masih terbyang dengan mimpi itu,  mimi yang membuat ku selalu terbayang-bayang. Aku mencoba melupannya perlahan dengan kurebahkan tubuhku yang letih, tapi tidak juga sirna. Beginilah ceritanya:


Entah, aku begitu takut dengan mimpiku semalam yang lalu, saat yang paling sulit untuk aku bayangkan,kau meninggalkanku.Apakah ini sebuah pertanda buruk yang harus kuhadapi? Aku berharap itu tidak terjadi. Mimpi itu begitu singkat, kau memintaku untuk tidak menjadi kekasihnya lagi. Tepat di penghujug tahun sebelum datang tahu yang baru.
Mungkin ada seseorang yang jatuh tahi adamu, ataukah sosok yang begitu dekat denganmu, ataukah kamu yang enggan untuk menjalin cinta bersamaku lagi. Entah dan entah, yang membuat gerakku semakin terbatas. Aku takut saat itu akan tiba, seperti bom waktu yang tak kutahu kapan ia akan meledak. Sementara aku ingat, pada suatu malam sebelumnya, kau mengirimku pesan singkat
“Apakah kamu masih saying dengan sikapku yang seperti ini”
“Insya Allah. Lalu kenapa?”
“Kalau aku sudah tidak menyayangimu bagaimana?”
  Hening.aku terdiam sejenak mencermati pertanyaanm yang satu ini, aku memikiran sejenak apa yang ingin aku balas. Kebetulan aku sedang berkunjung  ke rumah kawanku di Ciheuleut. Dan perlahan aku membalas pesan singkatmu itu.
“Hmm, ya aku mengerti, tapi itu semua kembali ke kamu,aku tidak bisa untuk memaksa, are you unhappy with me?”
Seja saat itu kamu tidak membalas pesn singkatku. Biasanya kamu yang selalu ceria, mengirimiku pesan singkat. Tapi belakangan ini kamu jarang,bahkan tidak. Aku menjadi ragu.
Kegelisahanku memuncak, dengan mimpi berakhirnya hubungan kita. dalam mimpi itu aku meminta agar kamu memberikan penjelaskan kepadaku,namun kamu tiak menjawabnya, dan tidak mau membalas isi suratku.
Tuhan, semoga ini tidak terjadi. Firsa maafkan aku, kesempurnaan bukanlah ada pada sosoksepertti diriku, aku tidak bisa menjadi dan seperti siapapun. Jika pun takdir berkata lain, aku berharap agar yang menggantikanku dapat menjaga, mengasihi, melindungi, dan mengayomi kamu. Dan kamu akan bahagia, dengan kedamaian dan cinta. Meskipun itu bukanlah aku, tapi aku pernah ada dan menjadi bagian teindah bagi hidupmu, juga hidupku.
Aku sayang kamu Firsa :’(

***
Tidak hanya sampai disitu, aku kembali meminta pendapatmu tentang perasaanmu saat ini untuk aku, kau menjawab:
Aku masih belum nyaman sama kamu, belum bisa sayang sama kamu, mungkin aku cuma bisa kagum aja sama kamu, aku belum bisa melupakan Fadil.
Percakapan malam itu kututup, dank au menyatakan bahwa hubungan ini akan terus berlanjut mari jalankan, jika sudah maka tidak apa-apa.
Tuhan inikah cinta yang penuh lika liku dan tantangan?
***

Kita telah lama dipersatukan, dan saat yang paling tak kuingin, dan memang aku tak pernah sedikitpun untuk ingin.  Aku mencatat itu semua, dengan bahasa dan isyarat dari tiap pertemuan kita yang begitu singkat, tapi aku bahagia untuk sejenak menatap wajahmu.
Kali ini, aku mengenangmu kembali, saat hujan turun tepat saat perlahan kasih sayang yang kita semaikan pada pagi itu, memaknai hari-hari kedepan dengan begitu berarti.
Aku bahagia, bisa mengenalmu sedekat ini, saat aku yang selalu mencoba untuk ada disampingmu, mendengar tawa bahagia, atau sebagai tempat bersandar bagimu ketika kau mungkin membutuhkanku.
Aku akan selalu ada, semampuku dengan sepenuh cinta.
Karena aku yakin, kita akan dipersatukan jika kita saling mengerti dan memahami.
Dan aku menitipkan cinta itu.
Di Hatimu. 
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Menulis Puisi Prosais : Ulasan Puisi Syahrizal Sidik

oleh : Jamal D. Rahman* Jejak Cahaya Malam Nuzulul Qur’an               kepada : malam Nuzulul Qur’an /i/ di riak jingga airmata jiwamu, berurai namamu memanjang seperti gemericik hujan yang jatuh kedalam rongga tabah tubuhku yang rubuh. lalu, menghampiri  jemari. memantik di dingin sunyi yang memapah deru paru. /iii/ adalah cahaya sunyi di dingin itu, ketika  kakilangit menjejak langkah di dekap sujudku yang rapat. memahat lekat ayat-ayat suci, terpatri erat mengakar. lindap didegup jantung, darahku kaku. kelu. /iii/ sudah kutahu cerita tentangMu. malam begitu beku, meniris  gerimis. jatuh diatap-atap bumi yang meratap. senyap. /iv/ jauh sebelum itu, bumi seperti rerengkuh angkuh, senjakala tiada. lembayung terpasung dikais dera tiada tara. angin mati, mendesahkan resah di malam itu. /v/ dikedamaian suatu ketika, malaikat turun kebumi, memapar kabar. lauh mahfudz menyala ...

Jurus GOTO Memoles Laporan Keuangan

                                                                                                               Katadata I Andrey Rahman  Usai melepas bisnis e-commerce Tokopedia ke TikTok, GOTO terus melakukan upaya pemangkasan beban usaha untuk mencapai profitabilitas lebih cepat, termasuk pelepasan unit bisnis GoTo Logistics.   GOTO mencatatkan penurunan kerugian bersih signifikan pada kuartal peryama dan kenaikan pendapatan sejalan dengan strategi pertumbuhan pada ekspansi pengguna, pengurangan beban operasional, dan penguatan kemitraan dengan TikTok dan Bank Jago.  Manajemen GOTO akan melakukan perombakan jajaran pengurus pada RUPST/RUPLSB Juni. Analis pasar modal memperkirakan prospek sa...

Mengenal Komunitas Airbrush Indonesia (KAI)

FOTO-FOTO: DOK.SYAHRIZAL SIDIK Anggota Komunitas Airbrush Indonesia (KAI) sedang “beraksi” mengekplorasi cat pada tangki bahan bakar sepeda motor agar menjadi nampak artisitik dan unik pada Minggu, (10/11) di Pelataran Parkir Timur Senayan,  Jakarta Pusat, dalam rangkaian acara Indonesia Motorcycle Fest 2013.         Saling Berbagi Melalui Seni “Kami semua seperti keluarga di sini,” begitulah ujar Pay (37), ketua Komunitas Airbrush Indonesia (KAI), sebuah organisasi yang didirikan atas keinginan dan inisiatif bersama, sekumpulan orang   yang memiliki minat yang sama, yakni; airbrush. Sebuah seni yang terbilang “baru” di Indonesia. Seperti apa ceritanya?      Di tengah cuaca terik ibukota, area parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno Jakarta dipadati ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Pagelaran Indonesia Motorcycle Fest 2013, yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu, (9-10/11) itu berhasil menarik animo m...