Hanya imaji-imaji sederhana yang melintas, lalu bergegas menulisnya.
Kata-kata yang sederhana,tapi dia ada di sekeliling kita.
: ada dimana-mana
Di langit yang tak berpintu
Aku mengetuk suara hampa.
2.
Jadikan aku kata
Di tubuhmu yang tak pernah ragu
3.
Teriakkan aku sajak,
Agar aku bisa lelap di senyap puisimu.
4.
Lelaplah, dalam tubuhku.
Walau perih, begitu lirih memelukmu.
5.
Aku bercerita,
Dan kau adalah jalan yang melapangkan.
Menuju surga.
6.
Aku menjadi hujan,
Bawakanlah, aku pintu menuju hatimu
Yang tak pernah sendu.
7.
Kau radio,
Jadilah gelombang yang syahdu.
Menemani hidup dan matiku.
8.
Aku bergetar, memelukmu.
Teruslah aku, dekap. Sampai kau terlelap.
9.
Aku tertidur, kata-kata tertidur.
Tapi kau tak pernah bisa lepas dari mimpiku.
10.
Pejamkanlah, matamu.
Dan aku mendekap senyummu, dari kejauhan.
11.
Aku kata, dan kaulah cerita
Yang kutuliskan dalam kataku.
12.
Kita begitu senyap,
Dan larut dalam harap.
13.
Aku menjadi perigi di mata pagi,
Dan kau adalah kuali yang membentangkan jiwa,
Di lubukku.
14.
Adakah yang lebih sunyi dari gelombang rindu,
Sedang aku memahatkan puisi, pada waktu.
15.
Aku datang menuliskanmu,
Tersenyumlah, walau kita jauh dalam ketiadaan.
16.
Detak jam tak selamanya diam,
Hendaklah kau menuju detik di tubuhku.
17.
Di jantungmu, segala rindu berdetak.
Menjadi nyala, di senyap jiwaku.
18.
Aku datang, mengetuk pintu rumahmu.
Kau, membuka pintu, sepenuh rinduku.
19.
Tinta yang habis kulukiskan,
Tiba-tiba aku teringat. Itulah dirimu
Yang tak habis kulukiskan.
20.
Sebuah pita, warna abu, biru, ataupun ungu.
Tapi kau berhak tahu,
Kau segalanya warna terbaik bagiku.
Komentar
Posting Komentar