Pagi akan selalu indah, kalau kita tersenyum
bukan? J
Kau lekas bergegas, pada segenap musim dan pahatan waktu.
Kau belari, mengejar pagi. Matahari. Muncul di ceruk jiwamu, lalu timbul cahaya
harapanya. Di langit, kulihat gumpalan awan, seperti merangkaikan cerita di
atasnya. Antara aku dan kau, seperti digariskan oleh Tuhan. Persis, membentang
sebuah garis linier, antara X dan Y, menjadi titik koordinat dengan lanskap yang tepat.
Tapi, bagiku segalanya, tak bisa kujawab semua yang nyata adanya, dengan angka
pasti. Logika. Dunia butuh kebebasan, agar kita mampu berlayar seluas
cakrawala. Seluas kita memandang pagi, seperti hari ini.
Pada setiap pagi yang penuh dimensi, kau mungkin di mana
adanya, sedang menjemput mataharimu, menjaring harapan-harapanmu, segelas the
hangat, membuatmu cuckup bahagia. Membuka mata, pada pagi yang selalu datang
dengan warna baru. Aku disini, kau disana. Kita dipisahkan oleh jarak, tapi
matahari selalu memberi kita cahaya, tentang bagaimana kita menghadapinya.
Kukejar cahaya, kau mengejar perangai lembutnya, menyinari ke segenap relung hatimu, lalu memahatkannya pada waktu.
Yang tak pernah sedetikpun ragu.
Komentar
Posting Komentar