Images taken from designcollector.net
UPSIDE DOWN
“Cinta yang agung
mampu menaklukan gravitasi.”
—Adam Kirk
Siang itu, Senin (10/6) di tengah teriknya
cuaca, saya menyempatkan diri menonton sebuah film yang berjudul Upside Down. Hm, sebetulnya sudah lama
saya mau nonton film ini, kebetulan waktu release filmnya di bioskop gak lama
setelah sekuel Perahu Kertas 2 karya Hanung Bramantyo. Penasaran dengan film
yang satu ini, akhirnya, ada teman yang berbaik hati berbagi film ini. Wuiih
senangnya… :)
Guys, film ini kalau menurut saya
salah satu film bergenre science fiction yang recommended buat kalian para penyuka film. Film karya Juan Solanas
ini, juga merupakan film yang diikutsertakan dalam Cannes Award, sebuah
festival bagi penghargaan film internasional. Di bawah naungan Les Films Upside
Down Inc, beberapa aktor kenamaan Hollywood pun turut membintanginya.
Film ini, menceritakan tentang dua
insan yang secara tidak sengaja bertemu, dan mereka tiba-tiba jatuh hati. Dia
adalah Adam Kirk (Jim Sturgess) adalah seorang warga bawah (kutub bawah) yang
jatuh hati pada Eden Moore (Kristen Dunst) Di mana, dikisahkan, terjadi
perbedaan kehidupan dua dunia. Dunia atas, kehidupan yang makmur dan kaya.
Sedangkan dunia bawah, dunia yang keras, jauh dari kemakmuran. Kadangkala harus
mencuri, dan melakukan tindakan kriminal, agar bisa bertahan hidup.
Pada suatu hari, bersama Bibi
Brecky, dia diminta untuk pergi ke suatu tempat yang tinggi, dia akan mencari
buah saga merah. Pada suatu itulah ia mendaki tempat yang lebih tinggi dari
biasanya. Pada saat yang bersamaan itulah, ia menemukan sebuah tempat yang
kedua kutubnya dapat saling bertemu. Antara dunia atas, dan dunia bawah. Ia
jatuh hati pada Eden Moore (Kristen Dunst). Namu, sayangna mereka tidak bisa
berlama-lama bertemu, pihak keamanan dunia atas yang superketat menangkap
mereka. Ada satu adegan, di mana ketika Eden akan kembali ke dunia atas, dengan
bantuan tali yang dipegang oleh Adam, namun, tali itu ditembak oleh polisi,
yang menyebabkan Eden jatuh, yang akhirnya membuat dia amnesia…
Refleksi Romeo Juliet
Kekuatan cinta mampu
melawan gravitasi.
Peristiwa itu begitu membekas.
Adam, terus berusaha mencari cara untuk bisa bertemu dengan Eden setelah 10
tahun peristiwa itu terjadi. Berkat bantuan Alex, ia mencoba melamar di
perusahaan Transworld. Di mana di situlah Eden bekerja. Ia menawarkan produk
kepada perusahaan itu, dan ia diteriima setelah proposal penawarannya disetujui
perusahaan tersebut.
Suatu hari, di mana mereka saling
bertemu, Eden tidak langsung mengenalnya. Ia masih menganggap dam adalah karyawan
Transworld biasa. Hari-hari dilalui, dan seperti biasanya. Adam mulai patah
semangat. Saat mengira Eden akan melupakan dirinya untuk selama-lamanya…
Seperti kutukan, begitulah
perumpaan antara dua kutub kehidupan yang saling berseberangan. Dua dunia yang
tidak menyatukan dua insan. Namun, kekuatan cinta telah mengubah selamanya…
EPISODE TERAKHIR DARI
KENANGAN
Ketika waktu
berhenti,
kota-kota
menghapus jejak airmatamu
dengan
keheningan kenangan.
Aku tak lagi
mampu mengingat
kapan kisah cinta
itu dimulai, kapan selesai.
Barangkali
pada sebuah senja di bising kota asing dan kumuh,
pada beranda
sebuah hotel di ujung jalan riuh.
Atau dalam
kafe tanpa nama, tanpa daftar menu.
Kota-kota
berangkat tua dalam batinku.
Namun
senyummu abadi seperti sebaris sajak Po Chu-i.
Senja yang
kusimpan dalam ingatan kini lapuk dan
berlumut.
Tetap saja
sukar kubedakan keajaiban dongeng dan kepiluan masa silam.
Ketika waktu
berhenti, kukenang kembali airmatamu
yang menari:
Di situ senja
yang tak terlupakan diciptakan.
Dan cinta,
disapa dengan ribuan nama.
Cecep Syamsul Hari. 1994-2006. “21 Love Poems” Billingual edition: Sastra Digital
|
Komentar
Posting Komentar