Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

tentang sebuah nama yang lupa kita tuliskan namanya

(1) sebuah dinding sejarah, datang menyapaku ramah menuliskan sepertiga cerita tahun-tahun lalu. seperti dalam hatinya ia ingin menuliskan beberapa kata-kata. (ada sebuah nama yang lupa kita tuliskan namanya, diantara deret kelas-kelas yang kosong. menyimpan keraguan yang terkadang hanya sebuah ingatan masa-masa lampau, tapi tak juga berlalu. hanya menyisakan sebuah abu). (2) ada kata-kata yang ingin terlepas, tapi terkadang ada yang menghalang. mungkin, hanya sebuah denyar yang disampaikan pada setiap relung hatinya yang ingin berkata, namun hanya ada samar yang terdengar. ( seberkas cahaya senja, datang seperti cerita masa lalu. ia hinggap, pada senyap dan lupa menuliskannya pada sebuah nama. pagi. mungkin hanya pagi yang akan membuatnya kembali. lagi) (3) dengan kata apa yang akan kulukiskan, meski hanya sebuah namamu, namaku, juga mungkin ia yang kceritakan dalam sebuah sajak. meski sederhana, tapi banyak mengisahkan semua yang ada tentangnya. ( kudengar, derau orang-oran...

Para Pemenang Lomba Cipta Puisi Kuntum Mekar Pikiran Rakyat, 2011

Juara 1 Menikahi Ramadan                      Oleh : Maulana Abdul Aziz doaku telah mengkhitbahmu merindumu dalam sujud para syuhada mencintamu dalam dzikir para ambiya ku persunting namamu di atas tanah lailatul qodar di atas sayap-sayap penuh harapan denganmu, aku ingin membawa restu menyerahkannya pada ridwan meminta surga untuk sebuah bulan madu pada tubuhmu, aku berpesta : sebotol doa, sepiring dzikir, sesuap tadarus, segelas qiyamullail lalu aku tumpah, lebam dalam pangkuan nuzulul quran aku tak ingin mentalaqmu mencintamu adalah keabadian Juara 2  Ajari Lagi Aku Mengaji                       oleh : M. Fasha Rouf /1/ Aku membendung rindu sambil membuka-tutup pintu berharap kau  datang. Sebab bagiku, denganmu semalam  lebih baik dari seribu bulan tanpamu di hadapan Setiap tiba ramadh...

3 Sajak di Horison Kakilangit, April 2012

  Jejak Cahaya Malam Nuzulul Qur’an                                              kepada : malam Nuzulul Qur’an /i/ di riak jingga airmata jiwamu, berurai namamu memanjang seperti gemericik hujan yang jatuh kedalam rongga tabah tubuhku yang rubuh. lalu, menghampiri jemari. memantik di dingin sunyi yang memapah deru paru. /iii/ adalah cahaya sunyi di dingin itu, ketika kakilangit menjejak langkah di dekap sujudku yang rapat. memahat lekat ayat-ayat suci, terpatri erat mengakar. lindap didegup jantung, darahku kaku. kelu. /iii/ sudah kutahu cerita tentangMu. malam begitu beku, meniris gerimis. jatuh diatap-atap bumi yang meratap. senyap. /iv/ jauh sebelum itu, bumi seperti rerengkuh angkuh, senjakala tiada. lembayung terpasung dikais dera tiada tara. angin mati, mendesahkan resah di malam itu. /v/ dikedamaian suat...