Syahrizal Sidik
I
Suatu ketika
Dalam dimensi hujan
Aku masih terhuyung dalam alunan kabut sepi itu.
Mengantarkanku pada altar malam,
Dan membukanya dengan sepucuk risau,
Serta kerinduan yang kusimpan dibalik tanya
II
Ah,
Seketika deras hujan
Menyeretku jauh menepi
Yang terputus oleh detak waktu
Meniris.
Teriris.
Jiwaku.
Pada dingin yang masih terasa,
Semasih senja.
III
Dalam lorong dimensi hujan
Jatuh dalam linangan airmata hati.
Tak lagi dapat ku menemukanmu
Disela getir yang menggigil
Dalam aroma tubuhmu yang tak lagi ada
Aku mencarimu,
Terus dan terus,sampai kebuntuan mengakhiri
Dalam langkah sepi ini
IV
Dititik kerinduanku yang terpendam
Pada seucap tanya yang tak mampu lagi kujawab
Ketika doa suci mengantarkanmu
Menuju keabadianNya.
V
Dalam tertatih, Aku menangis
Sembari ku kais-kais sisa taburan bunga
Melati, dan kamboja.
Yang berserak di lantai itu.
Sepi.
Aku sendiri
Dengan tangis yang tak mampu kumengerti
VI
Kini,
Bersama sebongkah asa
Yang kurajut bersama kepedihan
Aku menatapmu.
Dalam figura dan lilin yang kubawa malam ini.
Yang mengantarkanmu,
Di alam kebahagiaan.
Dalam waktu yang meniris,
Bengis.
VII
Aku masih tak sanggup
Menatap diorama cinta
Yang kau beri waktu itu
Dalam rajutan kasih, berlermbar cintamu
Yang kau beri lewat senyummu ;penuh arti
VII
Lembaran kehidupan berlalu
Seperti hujan dan
kabut dikala itu.
Dalam dingin yang mengantarkanmu.
Dalam kabut yang membawamu,
Serta hening yang
menyelimuti
Hati dan ketulusan jiwamu.
IX
Aku mencarimu,
Dalam dimensi hujan
Ketika kepedihan,
Hinggap di lorong keabadiaan
Disana,
Kulihat bayanganmu.
Seperti hujan di kala itu.
Bogor, Juni 2011
Komentar
Posting Komentar