Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Aku Ingin Menghadap Tuhan Sejenak

                 : kepada Para Penadah Hujan  hujan kemudian jatuh, menjamah begitu tabah pada tubuhku ia menjelma angin yang menerbangkan ngilu pada belikat tulang-tulangku. tiba-tiba: dingin menyergap, pada keheningan yang kini hinggap. perlahan hujan memapahku, kaku. ketika tangan mimpi mendekap doa-doa. seperti mata air yang keluar dari airmata pilu. letih begitu lirih, dalam angkara perih. seperti waktu yang tak pernah berhenti bertanya tentangku. aku hanyalah penadah hujan. dari pinggiran kehidupan. Tuhan, kuhadapkan wajahku. kepada langit, kepada hujan, kepada matahari. tapi tak jua kutemukan Engkau. aku ingin menghadap Mu sejenak disini, hujan turun menadahkan perih. dalam dingin yang mendekap beku malam itu, berselimut duka, yang tak juga tiada. Bogor 11092011

Airmata Do'a untuk Tuhan

                      :Adaptasi terjemah Q.S Al-Ikhlas /I/ Padamu Tuhan: dalam rebahan jejarak yang memendar bias ketika angin mati memahatkan desah pada jejantung tanah yang resah di tikar tafakur Engkaulah: Tuhan kami dengan segala keesaanMu /II/ Adalah Engkau: dalam sebait doa di pijar fajar memanjatkan segala  pinta serta puja hingga jingga senja tiba tapi, seketika sukma meringis. teriris.   “Ah…  akulah peminta-minta pada tuhan-tuhan bernama harta    menghamba pada tuhan-tuhan bersolek jabatan    yang dengan congkak menyembah pada tuhan-tuhan kekuasaan" ketika nista telah menghujam ubun-ubun akar-akar kehidupan terkapardalam kafir panggilan suci ditelan zaman yang kikir nafas kehidupan tersendat-sendat. /III/ Padahal Engkau: Yang dengan segala Tiada dalam peranakkkan dan bukan pula diperanakkan. diharibaan suci dan altar-alt...

Orizuru Pada Daun yang Gugur

/I/ ingin sekali sejenak  aku larut di wajahmu.  memandangmu lekat sampai senja yang kan tiba menunggu. ajaklah aku menggapai erat tanganmu, dibatas senyummu yang berkata tentangku, juga tentangmu. seperti cerita malam itu, yang hangat memeluk mimpi-mimpi kita. usai, disikap purnama, menyisakan kisah yang berlembar  dibuku harianku. aku mengisahkan tentangmu. /II/ pada daun yang gugur,  jatuh menjumpai. adalah hijau, oranye,dan sebagian cokelat warnanya, menyibakkan kebahagiaan. aku ingin sekali berkata: lalu, angin itu terbang mengantarkanmu mengetuk pintu bibirmu yang rapat. /III/ pagi ini, aku ingin menjumpai angin dan juga daun-daun gugur. yang berserak sesak diatas tetumpuk tanah-tanah yang basah. embun  sudah mengukir pagi, setelah datang matahari menjemput perbincangan kita pagi itu. disini, ditempat ini: perlahan daun-daun jatuh berguguran. melambaikan cerita tentangmu. disampingmu, aku mendekap tawa bahagiamu, memotr...

Aku Mencarimu dalam Dimensi Hujan

Syahrizal Sidik I Suatu ketika Dalam dimensi hujan Aku masih terhuyung dalam alunan kabut sepi itu. Mengantarkanku pada altar malam, Dan membukanya dengan sepucuk risau, Serta kerinduan yang kusimpan dibalik tanya II Ah, Seketika deras hujan Menyeretku jauh menepi Yang terputus oleh detak waktu Meniris. Teriris. Jiwaku. Pada dingin yang masih terasa, Semasih senja. III Dalam lorong dimensi hujan Jatuh dalam linangan airmata hati. Tak lagi dapat ku menemukanmu Disela getir yang menggigil Dalam aroma tubuhmu yang tak lagi ada Aku mencarimu, Terus dan terus,sampai kebuntuan mengakhiri Dalam langkah sepi ini IV Dititik kerinduanku yang terpendam Pada seucap tanya yang tak mampu lagi kujawab Ketika doa suci mengantarkanmu Menuju keabadianNya. V Dalam tertatih, Aku menangis Sembari ku kais-kais sisa taburan bunga Melati, dan kamboja. Yang berserak di lantai itu. Sepi. Aku sendiri Dengan tangis yang tak m...